Sudah lamaaaaaaaaa sekali tak pernah membuat puisi. Kapan ya terakhir kali? Rasanya kemampuanku berpuitis ria mulai pudar. Aku juga lebih realistis, meski masih menye-menye dan akan tetap menye-menye. Hidup menye-menye! HAHAHA. Tapi kali ini aku sedang ingin menulis puisi. Seperti puisi-puisiku sebelumnya, yang aku buat berdasar perasaanku saat itu dan biasanya untuk orang spesial, maka begitu pula puisi ini. Judulnya: Ndoro
Sejak pertemuan pertama kita, aku sudah rindu.
Sampai sekarang, sampai mati mungkin masih rindu.
Aku tidak sedang berjanji. Aku tidak menggombal.
Sudah kubilang aku rindu!
Jika aku bilang rindu padamu, itu serius.
Mungkin akan meledak jika tidak kukatakan.
Kau boleh bilang, "iya", boleh bilang, "aku juga"
lebih bagus langsung memelukku, atau menciumku.
Jika aku tidak bilang rindu, itu berarti aku masih bisa memenejnya dengan baik.
Percayalah, aku tak pernah tak rindu kamu.
Ndoro, sekarang aku sedang sangat sangat sangat rindu.
Aku sudah tidur berjam-jam, aku sudah menggambar, aku sudah membaca, aku sudah jereng mengedit naskah. Dan aku masih rindu.
Ndoro, tolong aku,
he he he.
The end.
Sejak pertemuan pertama kita, aku sudah rindu.
Sampai sekarang, sampai mati mungkin masih rindu.
Aku tidak sedang berjanji. Aku tidak menggombal.
Sudah kubilang aku rindu!
Jika aku bilang rindu padamu, itu serius.
Mungkin akan meledak jika tidak kukatakan.
Kau boleh bilang, "iya", boleh bilang, "aku juga"
lebih bagus langsung memelukku, atau menciumku.
Jika aku tidak bilang rindu, itu berarti aku masih bisa memenejnya dengan baik.
Percayalah, aku tak pernah tak rindu kamu.
Ndoro, sekarang aku sedang sangat sangat sangat rindu.
Aku sudah tidur berjam-jam, aku sudah menggambar, aku sudah membaca, aku sudah jereng mengedit naskah. Dan aku masih rindu.
Ndoro, tolong aku,
he he he.
The end.
1 komentar:
Puisi yang unik. Hehe
Posting Komentar