Semalam, sebenarnya dimulai sejak
sore. Aku dan beberapa kawan dekat makan bersama. Ada yang sedang ulang tahun
dan berbaik hati menraktir. Tadinya kupikir akan menyenangkan karena kumpul
bersama dan apalagi ditraktir makan. Jarang-jarang acara ini terjadi. Kumpul
bersamanya, ditraktirnya juga. Apalagi kami sudah punya kesibukan
masing-masing. Tapi memang menyenangkan sih jadinya. Hehehe. Apadeh.
Topik yang diobrolkan ketika
kumpul sepertinya selalu klise, sesuai umur dan kesibukan. Dulu waktu kuliah,
ketika kumpul yang dibicarain gak jauh-jauh dari soal perkuliahan. Ngomongin
dosen lah, akademik lah, skripsi lah,
tugas lah, gosip terbaru, ya seputaran itu paling. Tentu saja kini sudah banyak
berubah. Beberapa dari kami sudah bekerja, beberapa masih sekolah tingkat
lanjutan, ada yang baru saja lulus tingkat lanjutan, sisanya belum lulus dan
sedang bekerja. Hehehe.
Karena sudah seperempat abad dan
sudah kedaluwarsa jika membicarakan perkuliahan, maka topik malam tadi sedikit
naik tingkat. Bukan naik tingkat ding sebenarnya, cuman disesuaikan sama umur
dan, dan apa ya, dan pikiran orang pada umumnya di usia segitu. Ah ribet.
Intinya topik semalam itu didominasi oleh topik tentang pernikahan dan film Senyap. Hehehe. Lalu?
Jadi kawanku yang berulang tahun
ini akhirnya memutuskan untuk menikah tahun depan, dan depannya lagi. Dua tahun
lagi maksudku. Dan baginya, ini sebuah pencapaian. Mengingat selama berpacaran
bertahun-tahun dan diajak menikah berkali-kali oleh pacarnya dia selalu
menolak. Jadi mungkin ia akhirnya lega karena berani memutuskan menikah dua
tahun lagi. Atau senang karena dua tahun lagi akan menikah. Akhirnya yaa…. Lalu
satu kawanku yang lain juga sedang membicarakan pakaian dan persiapan
pernikahan gitu deh. Tipikal wanita pokoknya, rumpik cyiiin! :D
Btw, kami sempat berbincang agak
serius tentang pernikahan. Pandangan kami tentang pernikahan begitu. Bukan
kehidupan setelah pernikahan sih. Lebih ke menikah itu sendiri kali ya. Edun, opo jal? Dari satu tema itu saja, ada beberapa
pandangan yang muncul. Ada kawan yang bilang bahwa menikah atau pernikahan adalah
siklus hidup, ada yang bilang itu keharusan, kewajiban. Ada juga yang tadi
bilang menikah adalah sebuah achievement
atau pencapaian. Apa saja boleh laaah kalau sama saya mah. heu
Kalau kamu tanya apa itu pernikahan
menurutku, simpel aja sih. Ada dua, ini juga jawabnya gak mikir lama. Ngasal.
Entah kenapa aku pikir, pernikahan itu adalah sebuah pilihan dan juga hoki.
Sederhana aja, karena ada orang yang ingin menikah, dan ada yang tidak. Jadi
pernikahan itu bisa kusebut sebagai pilihan. Sedangkan kenapa hoki. Lha iyalah.
Kalau kita sudah memilih akan menikah, tapi ternyata gak nemu-nemu pasangan
gimana? Kan gak hoki namanya. Ataupun kalau sudah punya pasangan tapi ternyata malah
pasangannya gak mau nikah atau malah embuh. Kan tambah gak hoki tho? Mesakke, hiks.
Itu tadi jawaban ngasal yang
simpel aja sih. Karena gak semua orang punya pandangan yang sama, gak semua
orang punya keinginan yang sama, yaitu menikah. Sempat gak enak juga tadi
karena beberapa teman masih jomblo, dan beberapa sindirian muncul (ke
guwe :p). Tapi selalu ada pelajaran sih
yang bisa dipetik dari setiap pertemuan kami. Untuk kali ini hikmahnya agak
maksa. Seperti hikmah-hikmah sebelumnya. hehee
Memang ya, sebagai seorang wanita,
dilamar, diajak menikah, dan akhirnya menikah adalah sebuah kebanggaan,
kebahagian yang luar biasa. Gitu sih denger-denger. Hehehe. Tapi sekali lagi,
gak semua orang berhoki dan punya pandangan yang sama lho. Jadi ya, gimana ya.
Yagitu deh. Sewajarnya aja kali ya. Lebih menghargai orang lain aja. Hahahah
opo yop rak cetho! :p
Ya pokoknya, sebagai perempuan aku
bisa mengerti. Dan ikut berbahagia tentu saja dong kalau ada teman yang
berbahagia. Ya kan ya kan? Yawis lah, kerja dulu ah. Demi sesuap nasi. hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar