Jumat, 21 Desember 2012

Aku yang Perindu

Pagi ini aku merindukan harum aroma roti sebelah rumahmu, bau harum tubuhmu usai mandi, dan kamarmu yang penuh asap rokok.
Aku juga rindu Ibu, yang selalu ramah menerimaku, bertanya "udah makan belum?", dan punya kebiasaan menguap yang lucu.
Pagi ini aku juga merindukan Mamah Gajahku, yang biasanya telah sibuk di dapur ketika azan subuh berkumandang.
Aku merindukan banyak hal sayang. Kamu? Jangan ditanya. Tentulah teramat rindu. Mungkin lebih dari rindu. Entah apa namanya.
Dan beginilah aku yang perindu.
Kadang menangis lalu kemudian tertidur membuatku merasa sedikit terobati.

Hari ini aku akan pulang. Tanpa kebiasaan diantar ke terminal dan ditemani menunggu bus olehmu.
Kadang aku benci kebiasaan. Karena ketika kebiasaan itu hilang, rasanya seperti tersengat semut merah. Pedih.
Tapi bukankah ini hidup, yang disusun dari berbagai macam kebiasaan dan ketika hilang dirindukan?

Dan aku memilih untuk tetap jadi perindu. Perindu di paruh waktu. Pun perindu di penuh waktu.
Ah, rindu kamu.

Tidak ada komentar: