Minggu kemarin adalah minggu paling aneh sedunia. Bayangkan saja. Sejak jumat tertanggal 3 Mei aku libur kerja sampai hari ini. Alasannya karena si Mas Bos sedang sakit dan dia akan mengabari kapan bisa mulai kerja lagi lewat sms. Dan sampai detik ini belum ada sms kabar itu. Tentu saja itu berarti aku masih libur. Sebebenarnya minggu yang lalu aku sempat mendaftar sebagai freelancer di sebuah penerbitan buku. Sebab rasanya sudah teramat jenuh ngontent di kantor dan kontrakku juga sudah habis. Tapi kok belum dapat panggilan interview ya? Sedih deh. Entah apa yang akan aku lakukan setelah liburan ini usai. Lanjut kerja, atau resign dan cari kerjaan baru.
Jadi Minggu yang lalu juga adalah minggu terselo sedunia. Gak kerja, gak ngelesin, karena murid les juga pada libur sekolah, dan cuman 2 hari kuliah. Kontras memang dengan bulan April yang seperti marathon, melelahkan, ngos-ngosan. Ditambah beasiswa yang melayang entah kemana. Kecewa dan sedih sudah pasti. Tapi mungkin ada pengalaman yang lebih mengecewakan dan menyedihkan yang membuat aku setidaknya lebih tegar untuk menerima kegagalan. Eum, niatnya aku mau cerita peristiwa apa saja yang terjadi minggu kemarin. Oke, siap2 jadi tong sampah yah? Hehehe
Hari Senin tanggal 6 Mei, yang aku ingat cuman pergi ngampus ke Sadhar untuk kuliah pronun jam 4. Berhubung sering bolos writing jam 1. Rasanya aku sudah dicoret dari kuliah writing, makanya aku cuman datang pronun. 2 Minggu yang lalu aku absen Pronun karena harus ke rumah seseorang. Eh, waktu datang minggu kemarin ini kok tiba-tiba ujian. Ya tahulah harus gimana. Jadi sambil nunggu giliran masuk, aku belajar sedapatnya, mengandalkan pengetahuan dari sana sini juga. Dan yes, aku sangat beruntung karena dapet kata-kata yang tidak terlalu susah, yah nilai 85 tentunya lumayan untuk yang tidak belajar.
Hari Selasa aku ngabisin waktu dari pagi sampai siang untuk nglukis Sita. Iya, aku janji dengan diri sendiri mau ngado itu, dan mumpung lagi selo banget. Walau telat 20 hari kira-kira, tapi lebih baik dari tidak sama sekali.
Hari Rabu, aku ngebingkai lukisan, trus ke kampus mau datang pendadaran Hanz. Lengkap dengan kamera. Tapi karena aku ke kampus kepagian, sedangkan Hanz pendadaran jam 1, maka aku dan Toha cabut ke LIR, tempat Sita part time. Berniat memberikan lukisan itu langsung, dan main aja sih. Lumayan seru, ngobrol ngalor ngidul bareng Sita dan Toha, foto2 dan sebagainya. Keasikan di LIR sampai jam setengah 2. Akhirnya gak jadi nengok Hanz lagi, aku langsung cabut untuk kulaih. :p
Hari Kamis adalah hari paling fun. Karena akhirnya aku menghabiskan waktu untuk jalan2 dan bukan jalan2 biasa. Lama banget pengen jalan2 yang berbau alam dan outdoor. Dan yes, Si uniph menepati janjinya untuk mengajakku berpetualang di Imogiri. Kamis subuh sekitar jam 5, aku dan Lusi berangkat ke Imogiri. Niatnya hunting sunrise. Berbekal Nikko dan nakko, beserta tripotnya, kami berangkat. Gak kebayang betapa dinginnya pagi itu, apalagi aku pake acara mandi segala. Menggigil sudah pasti.
Aku dan Lusi janjian untuk ketemu Uniph di Jejeran. Dan tidak berapa lama, Uniph datang. Kami segera menuju rumah Uniph. Transit markir motor, lalu kami memulai perjalanan panjang nan seru itu. Sarapan dulu di salah satu warung kecil yang menjual nasi rames dua ribuan. Tiga ribu kalau sama gorengan. Dan enak banget nasi ramesnya. Hambok sumpah. Lalu foto2 di deket sawah yang backgroundnya bukit2 Imogiri dan matahari yang muncul mindip2. Sunrise maksudnya. Rasanya super bahagia, indah banget. Entah berapa kali aku bilang, "keren banget pemandangannya!", atau "pengen pindah ke Imogiri!". Dan semua perasaan jelek, pikiran buruk, mendadak sirna waktu itu. hahaha. Coba aja kalau gak percaya. Cocok banget buat terapi. Lalu entah berapa kilometer kami jalan, naik turun gunung, berhenti buat foto2. Berapa liter keringet yang bercucuran, berapa juta kali nafas kami tersengal2 karena jalan tanjak'annya begitu panjang. Semuanya terbayar sudah dengan pemandangan indah, suasana pedesaan dan perbukitan yang sejuk, ramah tamah warga desa, dan aduuuh, semuanya lah.
Kami mengunjungi makam2 seniman. Cuman makam seniman karena terlalu cupu untuk ke makam raja2 yang tangganya ribuan, dan harus naik bukit lagi. Lalu karena tidak ada bus di terminal dekat wisata makam, kami harus jalan kaki lagi menuju pasar Imogiri. Itu bener deh, jauh banget rutenya. Disuruh ngulang lagi aja, aku mikir2 kok. Dan syukurlah, di pasar ada bus yang bisa mengantar kami menuju gang rumah Uniph. Iya, baru gangnya, karena kami masih harus jalan lagi setelah turun di gang depan. Mwehehe.
Sampai rumah Uniph, kami langsung ngepleh epleh. Kecapekan. Lalu main2 sama ponakan Uniph yang lucu banget sambil nunggu Uniph beliin es teh dan kupat tahu. Makan lageee.. :D Aku juga sempet ngejahit tas tripot yang jahitannya mulai dedel. Usai istirahat dan makan2, kami melanjutkan perjalanan ke jembatan entah apa namanya, di Imogiri bagian jauh. Kali ini naik motor. Karena tempatnya suangat jauh. Perjalanan kali ini aku yang bawa motor. Dan syukurlah aku punya kemampuan yang mumpuni di bidang offroad, sehingga mengendarai motor berboncengan di medan alam yang sangat terjal bukanlah hal sulit. Heheee. Setidaknya, pernah ngalamin yang lebih parah, antara hidup dan mati deh pokoknya.
Dan ternyata jembatannya cuman gitu aja. Padahal perjalanan ke sananya jauh minta ampun, dan banyak pemandangan tebing dan sungai yang keren banget yang disuguhkan waktu di jalan. Hahaha, ekspetasinya mungkin berlebihan, jadi sedikit kecewa. Tapi tetep seru kok! Lalu kami ke bendungan apa namanya gitu, lupa juga. Trus makan mie ayam. (Lagi! bwahahaha). Yang makan cuman Uniph sama Lusi sih, soalnya aku masih kenyang banget. Gila aja, baru jam 1 masak uda pada makan 3 kali.
Setelah dari warung Mie ayam, kami sempet mampir swalayan dan toko pernak pernik. Ya jalan2, kalau gak beli2 emang kurang greget ye? Jadi mampirlah kami ke toko dan swalayan di Imogiri. Biar greget aja sih. Lagian barang-barang di sana murah murah banget. Sumpah deh, aku jadi bener2 pengen tinggal di Imogiri.
Sampai rumah, langsung tepar. Ngeditin foto, maskeran, luluran, mandi besar. Bener-bener perjalanan yang luar biasa.
Hari Jumat menjadi hari selo berikutnya. Seharian cuman nonton film, tura turu, bahkan makan aja delivery. Fuckin lazy Friday yg jelas. Saking mati gayanya. Aku sampai lupa kalau harus kuliah. Abisnya bawaannya tuh liburan terus tiap hari. Gila ya? Jam 3 seorang teman mengembalikan pinjaman kebaya, sekalian mampir. Soalnya jam 6 ada acara farewell si Hanz.
Akhirnya jam set 7 berangkat ke angkringan KR. Acaranya di sana soalnya. Dan cuman beberapa yang bisa datang seperti, aku, Sita, Dea, Toha, Uniph, Yuke. Kami ngobrol2 sambil makan. Lama banget gak pernah kumpul kayak gini. Lumayan juga walau cuman sedikit pesertanya. Anyway, si Hanz ini diterima kerja di Jakarta sebagai Art Director di salah satu perusahaan. Pekerjaan yang menjanjikan dan honornya juga lumayan. Bangga banget deh ama dia. Rasanya sedih karena kehilangan seseorang lagi. Meski kami tidak terlalu dekat, tapi kami lumayan akrab, dan lumayan sering bareng2. Dulu malah sering pagob2an gitu kalau ngomong. Eh, giliran mau ke Jakarta, dia malah meninggalkan kesan manis yang tak terduga. Entah dari mana juntrungannya, mendadak dia ngetwit, "kalau dipikir2, @YoviSudjarwo itu berbakat dan tangguh sekali ya..." Sekejap setelah baca twitnya, aku nangis sesenggukan. Entah kenapa. Rasanya perasaan buruk beberapa minggu yang lalu tumpah jadi satu di malam dia ngetwit itu. Dia pun sempet bilang,"uda yop, udaa.." Waktu aku bilang aku nangis gara2 twitnya. Kami pun sempet curhat2an lewat chat FB. Take care ya Hanz, sukses di sana yah...
Minggu kemarin benar-benar minggu yang melo. Sehabis acara di angkringan KR, aku, Sita, dan Uniph menghabiskan malam cuman bertiga di salah satu coffeeshop baru di belakang CK Sudirman. Tempatnya asik, sepi, classic, dan syahdu. Kami nonton X-factor cuman bertiga di lantai atas yang smoking area. Berasa rumah sendiri. Ngobrol2, kangen2an. Entah kapan terakhir kali kami nongkrong bertiga. Rasanya bahagia sekali malam itu. Ah dasar melo kamu Yop! hehehe.
Sabtunya aku harus jadi make up artis si Ante yang ada janji ngedate sekalian kondangan. Ya walau bagaimanapun, aku ikut happy lah yah. Dia tampak cantik banget usai dimake up. Seneng rasanya. Abis itu pergi makan bareng Toha di sate petir. Antara seneng dan nyesek sebenernya. Ahsyudahlah. Lalu kami ke godean, ke rumahnya ambil printer dan laundry. Ah, rasanya pengen mampir rumahmu. PLAK! Lalu aku diantar pulang, lalu tidur.
Minggunya, aku menghabiskan waktu untuk nyuci baju, ngelapin Amin dan Minthi, mermak beberapa barang, rapi-rapi kamar, bersih2, dan tentu saja nonton film. Hahahaha. Long long holiday, huh? Malamnya aku ngelesin Ayu dan Panji. Kangen banget sama mereka. Seminggu gak ketemu. Malam itu aku juga sempet memberikan hadiah buat Ayu. Buat keberhasilannya menghapal perkalian. Rasanya seneng banget tahu murid les berhasil mengalami perkembangan yang signifikan. Baik akademis maupun non akademis.
Meskipun melelahkan, tapi aku selalu menemukan kebahagiaan tersendiri menjadi guru les. Entah memang passion, atau karena aku suka anak2. Apalagi ketika aku bisa mengajarkan banyak hal ke mereka yang mereka gak dapat di sekolah. Aku bahagia ketika sekarang aku mendapati Tia benar2 banyak berubah. Terutama dari kebiasaan moody dan kepribadiannya. Hampir 4th atau mungkin sudah 4 tahun aku jadi guru lesnya. Dan selama itu pula aku selalu memperhatikan setiap perkembangan dari dirinya. Sekarang rasanya dia tumbuh jadi gadis yang luar biasa. Pintar, menyenangkan, dan berbakat.
Sedangkan Ayu dan Panji, baru beberapa bulan aku menjadi guru lesnya, tapi sudah menemukan banyak perkembangan pada mereka. Ayu sudah mulai bisa bilang "tolong dan maaf". Walau masih suka lupa bilang "makasi". Begitu juga Panji. Panji sudah mulai tidak malas dan tidak ngeyelan kalau dikasih tahu. Ya tentu saja belum sepenuhnya hilang. Tapi aku percaya, mereka bakal jadi anak yang hebat kelak.
Mungkin itulah mengapa aku belum mau berhenti ngelesin. Bukan semata-mata penghasilannya, tapi karena kebahagiannya. Meskipun melelahkan dan meskipun mamah atau seseorang pernah menyuruhku berhenti agar tidak terlalu lelah. Tapi sepertinya, selama mereka masih membutuhkan guru les, aku akan selalu siap! hehehe
Jadi begitulah kegiatanku minggu kemarin. (yang sebenernya isine mung curhat :p) Kebanyakan sih kuisi dengan melamun, merenung, introspeksi, ngetwat ngetwit, bertemu kawan, beres-beres apa saja, tidur-tiduran, nonton film, mewek2 geje dan... ahsyudahlah. Hahahaha. Satu lagi, jangan suruh aku move on dari apapun. Suruh saja aku kuat. Insyaallah jika aku kuat, semua bakal beres. Heasek. Life is tough dude. Be strong, be strong!
Nb: postingan berikutnya, aku akan bagi beberapa best picture dari minggu kemarin. Au revoir!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar