Senin, 22 Juli 2013

Sabtu Sore

Sabtu sore itu aku menjemput adikku dengan perasaan membuncah. Tapi juga gelisah.
Kucek hp-ku, belum ada pesan masuk yang berkata "Ar yu redeh?". Jadi aku percaya bahwa semua akan berjalan sesuai rencana.
Sesampai di terminal, rasanya waktu berjalan begitu lambat. Bus adikku belum juga sampai. Ternyata molor. Sampai smsmu tiba-tiba mengagetkanku. "Ayo", katamu. Jika ini sinetron, mungkin hp-ku akan jatuh ke tanah karena shock yang begitu dalam dan gelisah yang meledak. Tapi untungnya ini riil, sehingga hp-ku masih di tangan dan jariku yang gagap sibuk mengetik pesan balasan.

Entah bagaimana kugambarkan perasaan waktu itu. Energiku mendadak hilang. Rasanya ingin menghilang, dan sepersekian detik sampai di kontrakan bersama adikku, lalu menemuimu. Tapi lagi-lagi ini riil. Sehingga bus adikku baru tiba setelah--mungkin--  kamu baru saja meninggalkan kontrakanku.

Sayang sekali aku belum sempat belajar ilmu pertahanan diri terhadap  rasa sesal. Tak ada juga yang punya jam waktu yang bisa dipinjam. Jadi apa mau dikata. Aku habis. Semua perkiraan dan spekulasiku tidak laku! Fu!

Maafkan aku... 

Tidak ada komentar: