Selasa, 01 Februari 2011

Samuel

Beberapa hari ini hari yang melelahkan kawan. Sita pulang ke Palu. Wlhasil, aku harus nutor si Tya setiap hari. Dan di samping itu, aku mendapat satu lagi tawaran nutor. Kali ini anak SD. Antara mau gak mau sih tadinya. Mau, karena ternyata pengeluaranku bulan Januari ini gila2an. Baik yang cuman buat having fun, pengeluaran mendadak, sampai yang emang kebutuhan. Tekooorr.. Gak maunya, karena tempat nutornya lumayan jauh juga, apalagi kalau naik sepeda, udah gitu honornya gak seberapa. Awalnya aku bilang gak mau, perihal honor. Tapi karena lembaganya udah terlanjur bilang ke orang tuanya udah ada guru, jadilah aku terpaksa menerima pekerjaan itu. Yodah deh, gapapa. Kita coba sebulan dulu.

Sempat beberapa kali muncul ketidakjelasan. Dari informasi tentang siswa dan rumahnya, trus mata pelajaran, dll. Lembaganya payah banget. Mending yah buat para orang tua, kalau mau mencari guru les, jangan lewat lembaga deh. Kasian yang nutor, mending tanya2 temen aja.

Akhirnya, setelah batal 2 hari. Hari yang ketiga yang telah ditentukan, saatnya nutor perdanaku di anak SD ini. Ternyata aku musti ngasih tutor di rumahnya. bukan di kantor lembaga les2an itu. Untung aja rumahnya gak terlalu jauh. Kalau naik sepeda cuman butuh 10 menitan sampai 15 menit. Lumayanlahh..

Sesampainya di sana aku disambut oleh beberapa orang yang ternyata kerabat dari murid aku nantinya. Penampilannya emang serem, tapi orangnya ramah-ramah lho. FYI, mereka semua orang timur. Kebanyakan dari Papua, sebagian dari Ambon. Jadi berasa 'lost in translation enough' sama logatnya. hekekeke

Namanya Samuel. Panggilannya Sam. Kelas 3 SD. Anaknya hitam manis. Semok-semok gimanse gitu. hahaha. Awalnya malu-malu. Biasa. Tapi itungannya dia cepat akrab. Supel, periang, ceria, dan gak moody kek Tya, muridku yang satunya lagi. hehehe. Sebentar-sebentar, kuceritakan awal mula pertemuan kami.

Ketika aku datang ke rumahnya, kerabatnya Sam yang menyuruh aku masuk. Lalu aku bertemu dengan mamahnya. Ibu Serlin, namanya. Ramah sekali keluarganya. Waktu itu jam 2 siang. Dan si Sam ini masih tidur siang. Emhm! mampus aja nih, nunggu dia bangun dulu. Lalu beberapa menit sambil nunggu si Sam bangun, aku ngobrol dengan mamahnya. Tentang bagaimana Sam, harapan mamahnya dengan diikutkannya Sam les, dan harapannya  terhadapku agar aku terus mengajar Sam, paling gak sampai rapotan. Duh! aku jadi mak jlep! secara awalnya aku berniat cuman ngelesin Sam selama sebulan. Tapi aku cuman ngangguk-ngangguk aja. Mamahnya Sam ini suka kesian sama anaknya yang uda terlalu sering ganti guru les. Dan secara tidak langsung, Sam musti adaptasi sama guru yang baru lagi, dan begitu juga gurunya, dan bla bla bla. Tahu lah.

Lalu mamahnya membangunkan Sam untuk les. Beda dengan Tya, sebete apapun perasaan Sam waktu itu, sekejap moodnya langsung oke banget. Padahal kebayang gak sih? Masih tidur, dibangunin, masih ngantuk-ngantuknya disuruh les. Kalau biasanya, anak-anak sih langsung bete terus bawaannya. Tapi Sam enggak. Dia langsung bisa diajak kerja sama. Nyenengke tenan wis pokoke. hehehe.

Aku sudah sedikit banyak tahu tentang anak ini di hari pertama. Dia anaknya memang periang banget, aktif, gak bisa diem. Tapi susah banget berkonsentrasi. Beberapa kali aku harus nepuk-nepuk tangannya, atau punggungnya, atau noel-noel dia untuk menyuruh dia fokus ke pelajaran, untuk gak ngelamun. Dia sering banget ngelamun. Pandangannya sering banget kosong ke satu titik. Kayak punya dunia sendiri gitu. Beberapa kali juga lupa dengan apa yang uda aku jelasin, karena gak nyimak tadi itu. Padahal aku uda sampe berbusa-busa neranginnya ke dia.Kata mamahnya, di sekolah gurunya juga merasakan hal yang sama. Sam suka ngelamun di kelas. Suka gak fokus. Kayak punya dunianya sendiri. Dan mungkin itu yang membuat dia ada di peringkat hampir terakhir. Mendadak aku jadi inget si Amy, adikku. Dia dulu mirip banget ama Sam.

Daya nalarnya Sam juga belum kebentuk. Dia gak bisa ngapalin n nginget-inget banyak hal. Bener-bener tantangan jadi guru lesnya. Semua harus dimulai dari yang paling dasar. Semua harus dipraktikkin, supaya dia lebih ngerti. Dan musti sabar dan pantang menyerah. hhhuuu, capcaynya guweeee

Kalau uda kelamaan belajar dan dia uda mulai bosen, keluar deh  resenya tuh anak. Jawab pertanyaan ngasal, gamau nulis-nulis, dan rada susah diatur. Sepanjang ngelesin emang dia hiper aktif banget Semua barang yang di deketnya dimaininnya, lari ke sana kemari. Dari duduk di atas sofa, sampai ngesot-ngesot di lantai. Walhasil, aku harus ngikutin dia mulu. Paringono sabar Ya allah gustiiii. Berat memang, dari tempat ngelesin yang gak kondusif, karena di ruang tamu, berisik, motor berseliweran, pintu kebuka, jendela kebuka, jadi matanya Sam selalu ngeliat ke luar. Dan umur Sam yang masih harus diajarin banyak hal. Masih rancu.

Ketika waktu lesnya abis, dan aku berniat pulang, si Sam bilang gini,

"Mbak yovi, besok lesnya menggambar yah?"

"Hah? jangan ahh, matematika aja. Kan matematika susah. Tapi kalau kamu uda pinter matematika ya gapapa, heheh"

"ahh, menggambar aja deh. iya ah pokoknya. matematikannya minggu depannya aja"

*dalam hati, mampus!

Hari berikutnya, Ketika aku datang, Sam masih tidur lagi. Lalu tidak beberapa lama, dia bangun, trus baru makan siang. Garing juga nungguinnya. Abis itu baru les.

"Mbak yovi! hari ini les menggambar yah?"

"lho! matematika ajaa"

"yaah.. menggambar aja"

"yaudah, menggambar sama matematika. tapi matematika dulu yah. ntar menggambarnya di 15 menit terakhir aja"

lalu kami mulai belajar mattematika. Seperti biasa dia gak bisa diam n gak fokus. Ditambah mendungnya cuaca di luar. Ternyata dia takut banget ama mendung, angin kenceng, petir, hujan. Karena tiba-tiba dia duduk di pojokkan. lututnya dilipat ke arah dadanya, sambil tangannya menutup telinganya. Dia berkali-kali bilang kenapa gak panas sih? kok pohonnya gerak-gerak, serem. dan bla bla bla. Dia takut. Akhirnya aku tutup pintu rumahnya, aku tutup rapat ghorden jendelanya, dan mulai menenangkannya.

15 menit terakhir, seperti janjiku. Kami lalu menggambar. Dia pernah tanya padaku apakah aku bisa menggambar. Dan waktu itu aku bilang, aku jago menggambar, sambil pasang tampang nyebahi. hahahaha. Lalu, saat itu aku ditantang menggambar. menggambar salah satu mobil di film CARS. Dilarang njiplak katanya. Tapi pengecualian buatnya. Dia menjiplak. sialan. Lalu kuselesaikan gambarku dengan singkat. dia sedikit protes, karena aku sering menggunakan penghapus, padahal aku bilang kalau aku jago menggambar. sial juga nih anak. hekekek. Tapi overall. Dia suka gambarku. Dia cukup kagum dengan kecepatanku.

ketika sudah jam set 4. waktunya selesai les, dia berkata,"mbak yovi kok gak pulang?" dalam hatiku, gila! aku diusir anak SD og piye! tapi lalu dia menambahkan," ntar kehujanan lho" cieeeee.. gak jadi emosi deh akunya.

Dan begitulah kawan. Sekarang aku sering kelelahan memberi les anak-anak yang ternyata begitu spesial. Setiap hari! selama liburan. 3 kali Seminggu malah siang dan malam. Melelahkan memang, sampai sampai gak sempet pulang. tapi aku menyukainya, seringkali menikmatinya.. Oya, kapan pulang Semarang yah? hehehe, nanti pasti pulang kok! pasti! CU

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mabk yovi saya juga mau les!!