Senin, 11 Oktober 2010

aku sakit

kawan, do you hate monday?? dulu aku sempat benci hari sabtu, hari minggu, hari jumat, bla bla bla.. dengan berbagai alasan. senin?? banyak orang membencinya. aku?? entahlah.. yang jelas tadinya, kupikir hari ini akan sempurna. walaupun diawali dengan sedikit kesakitan. berbagai kesakitan.

sejak minggu sore, perutku sudah mulai sakit-sakit. kram perut karena sedang datang bulan. dan itu hal biasa. aku biasa masa bodoh dan memilih menikmatinya. walau seringkali harus berkata aduh dan meringis menahan sakitnya. semua perempuan pasti tahu. tapi kawan, ini agak di luar perkiraan dan di luar kebiasaan. jam 12 malam, ketika aku mulai tidur, kram perutku bertambah parah dan semakin menjadi. tidurku berantakan. aku telentang, tengkurap, koprol, jungkir balik, mengerang kesakitan, udah kayak apa aja. sampai kusadari alarm hpku bunyi. jam 3 pagi. tapi sakitnya belum hilang. masih terus dan terus lagi. sempat memimpikan beberapa orang. dan di dalam mimpi itu, semuanya sama, kumintai bantuan. seolah-olah aku sudah hampir mati menahan sakitnya. minta ampun.. sakit bukan main.. sampai ketika aku sadar kamarku sudah tidak gelap lagi. kulihat jam tanganku. sudah jam 6. dan aku merasa sakit di perutku hilang. dan mendadak ngantuk bukan main. namun, ketika aku berniat tidur lagi, mamahku menelpon. setelah telpon ditutup, aku tak bisa tidur lagi. kuliah masih jam 10. dan kuputuskan untuk menonton salah satu film yg sudah menumpuk di laptopku. Everbody's fine. Robert de Niro yang main. aku tak ingin menceritakan resensinya. hanya saja, film ini membuatku sangat sensitif. mendadak membuatku rindu mamah. sangat rindu.

apakah itu yang mamah rasakan, ketika aku membatalkan pulang ke Semarang karena ada acara yang tak bisa kutinggalkan. begitukah rasanya menjadi orang tua yang anak-anaknya sudah tumbuh dewasa dan punya kehidupan masing-masing. apakah jika aku menikah nanti dan memiliki anak, aku akan memaksakan anakku untuk menjadi yang aku inginkan, bukan yang mereka inginkan. apakah aku akan menuntut banyak hal dari mereka. apakah masa tuaku akan seperti itu, kesepian, mengkhawatirkan anak-anakku. apakah apakah apakah. terus pertanyaan itu yang muncul. it's awful. menyakitkan, sekaligus menakutkan. sekarang pun masih terbayang.

kemudian aku kembali pada hari senin. yang memaksaku kuliah. dan hari ini, dengan beberapa pertimbangan. aku bersepeda ke kampus. moodku menjadi sangat baik. sempurna kupikir. sampai siangnya, kudapati temanku. teman yang bisa dibilang sangat dekat. aku cerita banyak hal padanya. kawan, bagian ini sangat menyakitkan. karena teman dekatku ini, yang seringkali menemaniku, bukan lagi teman yang bisa dipercaya. teman yang ternyata sudah tak pantas disebut teman. entahlah. sebenarnya sudah banyak yang bilang kalau karakternya begitu. tapi aku merasa, sejauh ini dia baik saja padaku. sampai siang ini. aku sakit. aku kecewa. rasanya remuk banget. karena sudah kuangap dia orang yang spesial. dan yang paling menyakitkan, bahkan aku tidak bisa marah, aku masih tersenyum, aku masih ngobrol dengannya. walau hatiku remuk redam. kawan, kali ini sakitnya berbeda. bukan kram, bukan patah hati, tapi perih sekali.sesak sekali. dan ketika tiba di kosan, aku tak bisa berbohong kalau aku kecewa terhadapnya. pada teman dekatku itu. oke, mungkin aku terlalu berlebihan. mungkin dia tidak sejelek itu. atau mungkin, aku pernah melakukan hal yang sama buruknya. tapi, aku merasa dikhianati. lalu selama ini apa. waktu aku nolongin dia? baiklah, aku tidak mau menghitung. lupakan. aku hanya merasa ini teramat menyakitkan. mungkin aku juga harus introspeksi. mungkin dia tak sepenuhnya salah. oh my.. it's terrible.. aku sakit..rasanya sakit.. ketika kamu percaya pada orang, dan ternyata orang yang kamu percaya itu melenyapkan kepercayaan itu sekejap. what a damn.. Baiklah, setidaknya sudah kutumpahkan. semoga pemaafku belum hilang, cukup beri aku waktu untuk menghilangkan sakitnya, dan belajar dari kesalahan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sayangnya tidak ada pilihan ironis pada opsi-reaksi.