Kamis, 12 Agustus 2010

dear diary..

tentang puasa.
aku bisa tahan untuk tak makan, tak marah, tak mengumpat, tak ngomongin orang. tapi aku benar-benar tak bisa menahan air mataku untuk tak keluar, aku tak bisa menyangkal bahwa aku birahi. puasa keduaku: batal!

aku tak mau jadi manusia yang berkata,"aku hanya manusia yang penuh dengan keterbatasan", karena kalimat itu selalu dijadikan tameng atas sebuah kesalahan dan kegagalan. aku mau jadi kuat, tahan banting, kuat godaan, dan gak menye2.. karena aku benci aku yang cengeng! aku yang menye2! aku yang perasa!

cerita yang lain.
suatu kali, ketika aku akan kembali ke jogja berdua dengan omku, seperti biasa, aku berpamitan dengan mamahku, mencium tangannya, lalu memeluknya dengan erat," mah, berangkat dulu yah mah.."
lalu mamahku tiba-tiba berkata," iya, ati-ati yah nok, belajar yang rajin, kuliah yang bener, ngelesin yang bener, jadilah wanita yang merdeka, yang kuat, jangan mau diinjak-injak, disepelekan, terutama dengan lelaki!!"
aku meng-iya-kan, mengangguk, menepuk2 punggungnya, berkaca-kaca. seperti biasa. iya, aku cengeng! aku benci!
aku merasakan sesuatu, bahwa itu bukan sekedar pesan yang biasa dikatakan mamahku. tapi, itu ungkapan hati mamahku, ungkapan hati yang hancur. aku terenyuh. aku kembali ke jogja.

di sepanjang jalan, aku banyak ngobrol dengan omku. aku membicarakan mamahku. mamahku yang keras, sensitif, pemikir, meledak-ledak, dan perfeksionis. membicarakan bagaimana seharusnya bersikap terhadap mamah yang memiliki karakter seperti itu. membicarakan banyak hal, kuliah, kisah asmaraku, kisah cinta omku, keinginanku, cita-citaku, filsafat, dan banyak hal lainnya.

dan sewaktu aku dan omku makan malam, kami diam, kami makan dengan tenang tanpa bicara. lalu aku memandangi omku. aku teringat cerita omku yang ada masalah dengan kekasihnya. omku bilang bahwa dia sebenarnya tidak bermaksud menyakiti kekasihnya, tapi kekasihnya menganggap apa yang dilakukan omku itu menyakitkan dan cukup fatal. aku memandangi wajah omku, wajahnya yang sudah tak muda, yang tenang, kalem dan penyayang. tapi di balik semua itu, aku terenyuh, sangat terenyuh. aku menemukan omku yang hancur, menemukan ketakutannya, ketakutan kehilangan kekasihnya. omku cinta sekali dengan kekasihnya, hanya dia seringkali bodoh, tak tahu harus bersikap, tak tahu bagaimana mencintai. dan kekasihnya, seringkali merasa bahwa omku keterlaluan dalam memperlakukannya sebagai kekasih. aku bingung, aku prihatin, aku sedih.

aku, mamahku, dan omku. kami punya cerita kami masing-masing yang membuat kami lemah, cengeng, dan tak berdaya. tapi apa itu salah?? apakah salah jika kami menangis, bersedih, dan merasa tak berdaya?? aku memang benci diriku yang cengeng, tapi aku cinta dengan aku yang selalu ingin bangkit dari keterpurukan. aku yang selalu tetap kuat walau seringkali menangis karena tak tahan menahan sesak. begitu pula mamahku, mamahku yang seringkali emosional dan sentimental, tapi toh, mamahku adalah wanita yang tangguh, yang kuat terhadap masalah apapun. dan omku, dia adalah lelaki yang memiliki optimisme yang tinggi, penyabar, rasionalis, walau seringkali menye2. tapi semua manusia memiliki kelemahannya masing-masing kan?? merdeka tak berarti tak menangis, merdeka tak berarti selalu tertawa di kala sedih, merdeka tak berarti terlihat tegar padahal di dalam remuk redam. merdeka adalah dimana kita bisa menang atas perasaan kita. kita sedih di kala sedih, tapi lalu bangkit dari kesedihan. merdeka berarti optimis terhadap hidup. merdeka berarti berani berjuang dan berkorban untuk cinta. merdeka berarti mau memaafkan orang lain. merdeka berarti tidak diperbudak apapun. boleh sedih, tapi jangan terpuruk dalam kesedihan, jangan mau diperbudak oleh apapun! terutama rasa takut!! MERDEKAA

Tidak ada komentar: