Rabu, 29 Oktober 2008

selasa itu [28 oktober'08]

bung demas,
aku seperti orang gila yang menunggu telfonmu kemarin
aku benar-benar hancur waktu itu
dan tak tahu harus berbagi pada siapa
bahkan ditta yang sudah kupercaya, aku tak bisa
aku menangis dalam diam, di belakang ditta yang saat itu sedang menulis di laptopnya [sesak rasanya menahan tangisku agar tak bersuara, agar ditta tak tahu]
aku tak pernah ingin orang melihatku menangis
bahkan fajri pun yang kini ganti jadi tong sampahku tidak begitu bisa membantu
badanku, hatiku, pikiranku capek dan kacau
nilai kuis logika minggu lalu jelek!
mamah cerita kalau saat itu dia sedang hancur-hancuran dan drop banget
ya ampun!
bagaimana bisa aku membantu mamah dalam keadaan seperti ini??
ditambah sms mamah yang bilang:
andaikan hari jumat kamu ada dan memeluk mama. tapi mama pasti kuat kok, karena mama ingin melihatmu bahagia.
tambah remuk redam hatiku, baca sms itu
mah,
aku akan tetap memeluk mamah walau mamah bilang mamah pasti kuat. walaupun aku juga sedang hancur. karena mamah terlalu berharga untukku.
aku bingung bung..
aku mungkin butuh bung untuk sedikit bersandar
besok jumat aku akan pulang untuk mamah
midku kacau
berhari-hari aku gak bisa konsen belajar. aku membaca halaman yang sama berulang kali. dan tak masuk ke otak juga.
bahkan acara latsar marching dan seleksi kru GPMB aku absen
melihat hujan siang itu aku hancur
melihat fajri siang itu aku tambah hancur
menunggu telfon darimu aku sedikit kecewa

,pagi harinya
29 oktober'08
aku kembali lagi
entah karena apa
mungkin juga karena telfonmu pagi ini
sedikit lebih ringan rasanya
makasi bung

1 komentar:

demazt mengatakan...

speechless ngebacanya, sampai 8 kali bolak balik tak baca, baru kali ini aku lihat kamu begini zus..

tetep fokus kuliah zus, itu yang utama