Jumat, 19 Desember 2014

MENIKAH

Semalam, sebenarnya dimulai sejak sore. Aku dan beberapa kawan dekat makan bersama. Ada yang sedang ulang tahun dan berbaik hati menraktir. Tadinya kupikir akan menyenangkan karena kumpul bersama dan apalagi ditraktir makan. Jarang-jarang acara ini terjadi. Kumpul bersamanya, ditraktirnya juga. Apalagi kami sudah punya kesibukan masing-masing. Tapi memang menyenangkan sih jadinya. Hehehe. Apadeh.

Topik yang diobrolkan ketika kumpul sepertinya selalu klise, sesuai umur dan kesibukan. Dulu waktu kuliah, ketika kumpul yang dibicarain gak jauh-jauh dari soal perkuliahan. Ngomongin dosen lah, akademik  lah, skripsi lah, tugas lah, gosip terbaru, ya seputaran itu paling. Tentu saja kini sudah banyak berubah. Beberapa dari kami sudah bekerja, beberapa masih sekolah tingkat lanjutan, ada yang baru saja lulus tingkat lanjutan, sisanya belum lulus dan sedang bekerja. Hehehe.

Karena sudah seperempat abad dan sudah kedaluwarsa jika membicarakan perkuliahan, maka topik malam tadi sedikit naik tingkat. Bukan naik tingkat ding sebenarnya, cuman disesuaikan sama umur dan, dan apa ya, dan pikiran orang pada umumnya di usia segitu. Ah ribet. Intinya topik semalam itu didominasi oleh topik tentang pernikahan dan film Senyap. Hehehe. Lalu?

Jadi kawanku yang berulang tahun ini akhirnya memutuskan untuk menikah tahun depan, dan depannya lagi. Dua tahun lagi maksudku. Dan baginya, ini sebuah pencapaian. Mengingat selama berpacaran bertahun-tahun dan diajak menikah berkali-kali oleh pacarnya dia selalu menolak. Jadi mungkin ia akhirnya lega karena berani memutuskan menikah dua tahun lagi. Atau senang karena dua tahun lagi akan menikah. Akhirnya yaa…. Lalu satu kawanku yang lain juga sedang membicarakan pakaian dan persiapan pernikahan gitu deh. Tipikal wanita pokoknya, rumpik cyiiin! :D

Btw, kami sempat berbincang agak serius tentang pernikahan. Pandangan kami tentang pernikahan begitu. Bukan kehidupan setelah pernikahan sih. Lebih ke menikah itu sendiri kali ya.  Edun, opo jal? Dari satu tema itu saja, ada beberapa pandangan yang muncul. Ada kawan yang bilang bahwa menikah atau pernikahan adalah siklus hidup, ada yang bilang itu keharusan, kewajiban. Ada juga yang tadi bilang menikah adalah sebuah achievement atau pencapaian. Apa saja boleh laaah kalau sama saya mah. heu

Kalau kamu tanya apa itu pernikahan menurutku, simpel aja sih. Ada dua, ini juga jawabnya gak mikir lama. Ngasal. Entah kenapa aku pikir, pernikahan itu adalah sebuah pilihan dan juga hoki. Sederhana aja, karena ada orang yang ingin menikah, dan ada yang tidak. Jadi pernikahan itu bisa kusebut sebagai pilihan. Sedangkan kenapa hoki. Lha iyalah. Kalau kita sudah memilih akan menikah, tapi ternyata gak nemu-nemu pasangan gimana? Kan gak hoki namanya. Ataupun kalau sudah punya pasangan tapi ternyata malah pasangannya gak mau nikah atau malah embuh. Kan tambah gak hoki tho? Mesakke, hiks.

Itu tadi jawaban ngasal yang simpel aja sih. Karena gak semua orang punya pandangan yang sama, gak semua orang punya keinginan yang sama, yaitu menikah. Sempat gak enak juga tadi karena beberapa teman masih jomblo, dan beberapa sindirian muncul (ke guwe :p). Tapi  selalu ada pelajaran sih yang bisa dipetik dari setiap pertemuan kami. Untuk kali ini hikmahnya agak maksa. Seperti hikmah-hikmah sebelumnya. hehee

Memang ya, sebagai seorang wanita, dilamar, diajak menikah, dan akhirnya menikah adalah sebuah kebanggaan, kebahagian yang luar biasa. Gitu sih denger-denger. Hehehe. Tapi sekali lagi, gak semua orang berhoki dan punya pandangan yang sama lho. Jadi ya, gimana ya. Yagitu deh. Sewajarnya aja kali ya. Lebih menghargai orang lain aja. Hahahah opo yop rak cetho! :p


Ya pokoknya, sebagai perempuan aku bisa mengerti. Dan ikut berbahagia tentu saja dong kalau ada teman yang berbahagia. Ya kan ya kan? Yawis lah, kerja dulu ah. Demi sesuap nasi. hehehe   

Tidak ada komentar: