Minggu, 16 Juni 2013

Weekend

Weekend ini lumayan bikin gelisah kawan. Kamis Jumat aku gak masuk kantor sebab sesuatu. Sesuatunya itu adalah, hari kamis aku bantuin Sita jadi notulen di acara sebuah workshop kearsipan dan kesenian yang diselenggarakan JABN. Cuman hari kamis doang. Tapi dampak dari kegiatan itu lumayan juga. Jumat aku jadi harus ijin gak masuk kerja lagi. Dan si mas bos minta artikelnya diganti, maksudnya, artikelnya tetep dikerjain di rumah. Padahal hari Jumat aku masih harus bergelut dengan notulensi yang sak ndayak tekruk. Buanyak sekawli. Kuceritakan saja kronologisnya yah.

Kamis pagi sekitar jam 9, aku dijemput Sita untuk berangkat ke Hotel Duta Garden, di daerah Timuran. Hotelnya bagus sekali, homy banget! Hambok yakin! Yah, nanti digugling aja kalu penasaran. Trus coffee break dulu. Pelayan hotelnyanya bapak-bapak ganteng, baik banget. Bikinin pancake buat panitia, dan kami-kami yang bareng panitia. Hihi. FYI, panitianya ini dari IVAA. Teman Sita, Umi yang kerja di IVAA sebenernya minta tolong Sita dan Fafa (teman Sita di Sadhar) untuk jadi notulen. Tapi berhubung Fafa gak bisa, Sita lalu minta tolong aku. Trus sekitar jam setengah sebelas gitu acara baru mulai. Singkat cerita, aku dan Sita dipecah dalam dua ruangan berbeda. Aku menjadi notulen bagian perbaikan proposal dan anggaran, Sita di bagian diskusi kebutuhan arsip. Dan ternyata, jadi notulen itu gak gampang. Bayangkan, semua pembicaran yang muncul harus ditulis. Bahkan kami harus nulis sesuai yang diomongin, gak boleh pake bahasa kami sendiri atau ditulis pokok pembicaraannya. Masalah kecepatan jari sudah pasti sangat dibutuhkan. Daya ingat? Sudah pasti juga sangat dibutuhkan. Nah, tentu saja hampir mustahil kalau kami akan bisa mencatat semua tanpa bantuan recorder. Makanya, kemudian aku membawa recorder dan merekamnya. Jujur, aku kewalahan, terutama untuk mengingat kalimat yang mereka ucapkan dengan begitu cepat. Percakapan atau dialog yang dilakukan beberapa orang. Jadi macam nulis script gitu deh. Awal-awal konsentrasi masih oke. Satu jam kemudian mulai banyak typo, mulai ketinggalan banyak percakapan. Mulai lupa apa tadi kalimatnya yang diucapin. Dan seterusnya. Sedihnya pula, khusus tempatku, perbaikan proposal dan anggaran acaranya molor dua jam. Jadi harusnya selesai jam 4an, baru selesai jam 7. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya? Hmm.. gausa dibayangkan kalo gitu.

Capek badannya mungkin gak terlalu. Tapi rasa kaki ampun-ampunan. Duduk berjam-jam dari jam 11 siang sampai jam 7 malam. Mantengin leptop, ngetik-ngetik. Istirahat cuman sebentar buat makan, setengah jam-an, lalu balik ke acara. Sampai kontrakan langsung tepar, lapar pula, maag kambuh, karena gak dapet makan malam di hotel. Yaiyalah, agendanya kan sore harusnya kelar. Sita pun harus nunggu aku, karena diskusi yang di tempatnya uda kelar. Huhuhu. Tapi seru juga sih, dapet banyak pengalaman, dan dapet banyak wawasan dari acara ini, ketemu banyak orang keren yang proposalnya terpilih dalam acara Hibah KARYA! Rasanya iri sama mereka para peserta yang keren2 banget. Prestasinya banyak, pinter, talented, kece2, berani, dsb. Kebanyakan masih muda, tapi uda bisa membuat karya2 dan acara yang luar biasa. Lha aku? Hmm..Tapi untungnya tiap ingat kata mamah bahwa, setiap orang yang diciptakan punya keistimewaannya sendiri dan jalannya juga berbeda-beda membuat aku jadi sedikit terhibur. Membuat iri hatiku kemudian hilang tergantikan dengan rasa kagum. 

Hari Jumatnya, aku bangun pagi dan langsung menyalakan leptop. Membenahi notulensi sambil dengerin hasil rekaman di recorder. Itu pun butuh waktu berjam-jam. Gak berasa sampai jam 3an. Pantat rasanya panas banget karena duduk seharian mantengin leptop di kamar. Otaknya rasanya budrek. Geleng-geleng juga sama Sita yang 3 hari full dan berturut2 jadi notulen. Anak itu emang gak ada matinye. Aku yang sehari aja uda gak karuan. Ini kalau gak dibayar, ogah banget dah. Hahaha. Kesel banget je! Terus, berhubung, rekamanku gak lengkap, dan aku bersyukur juga karena recorderku waktu itu abis baterai. Jadi rekamannya kepotong. Jumat sore sampai malamnya aku bisa istirahat deh.

Sabtunya, hari yang kuharap bisa menjadi hari yang tenang dan santai, hanyalah sebuah angan dan impian belaka. Aku harus bangun pagi, jogging sama Ana, nyuci baju, nyetrika, trus nambalin ban sama nyuciin si Minthi. Pulang-pulang bukannya mandi lalu ngeposting artikel kerjaan, malah nguantuk buanget. Trus tidur. Bangun gara-gara sms Ana ngajak makan siang. Baru deh mandi. Habis makan siang, bukannya ngerjain kerjaan, malah nonton Indonesia open, sambil tidur-tiduran. Badan rasanya masih lemes, dan ngantuk terus. Abis itu malah ke Sande bentar ngasi duit urunan. Nah, abis dari Sande, sambil lihat ganda putra bertanding, baru deh bikin kerjaan. Malam mingguku absurd banget nih pokoknya. 

Kerjaan notulensi belum kelar, masih nunggu rekaman dikirim. Honor notulensi juga belum dikasi, nunggu hasil notulensinya komplit. "Hahu" kalau kata Sita. Hahaha. Kemudian malah pada cerita horor tentang 'penunggu kontrakan' yang bikin gak bisa tidur saking takutnya. Hahu banget lah!

Eh tapi btw, semalam aku sempat melakukan sesi pemotretan dan edit2 foto lho. Rada geje bin absurd sih. Buat ngebuang stress aja sebenernya dan karna sepi gitu sempet beberapa jam ditinggal sendiri sama anak-anak kontrakan. Rada narsis juga sih ini, dan jerawatnya itu lho gak nguatin. ekekeke. Tapi ya, buat seru-seruan aja kali yah, sambil nunggu rekaman lanjutan, dan sambil siap-siap kerja rodi lagi hari ini. Check this out! *hihi jadi mayu

Cinema and Hue


Cinema plus Vignetting


Illusion

Paint 

BW

Tidak ada komentar: