Banyak yang suka hujan karena udara dingin yang muncul karenanya. Ada juga yang suka hujan karena bisa mengaburkan atau menghapus air mata kita. Tentu saja jika kita menangis sambil hujan-hujanan *selo. Yang lain suka hujan karena romantis.
Aku suka hujan karna suaranya. Karna airnya. Karna suasananya. Karna basahnya. Semuanya.
Pagi ini, hujan akhirnya datang setelah sekian lama. Bukan karena tidak pernah hujan. Tapi karena terlewat sering ia datang untuk siang, sore, dan malam hari. Hujan hampir lupa bahwa masih ada pagi.
Hujan pagi ini mengingatkanku pada seseorang. Yang sering datang untuk memberikan waktu pada banyak hal, tapi bedanya, ia tak pernah lupa meluangkan waktu untuk seseorang yang dikasihinya. Yaaah, meski waktunya tak banyak.
Hujan mengingatkanku tentangmu. Yaiyalah. Siapa lagi. Sudah pasti. Hahaha!
Kamu yang mengaku rain slasher, yang sering membawaku menerjang hujan, yang mirip hujan, dan yang selalu kutunggu.
Ah, udahlah yah ngomongin hujan ama kamunya. Pagi-pagi kok malah melo.
Anyway, selamat pagi, selamat menikmati hujan Jogja pagi hari.
Aku suka hujan karna suaranya. Karna airnya. Karna suasananya. Karna basahnya. Semuanya.
Pagi ini, hujan akhirnya datang setelah sekian lama. Bukan karena tidak pernah hujan. Tapi karena terlewat sering ia datang untuk siang, sore, dan malam hari. Hujan hampir lupa bahwa masih ada pagi.
Hujan pagi ini mengingatkanku pada seseorang. Yang sering datang untuk memberikan waktu pada banyak hal, tapi bedanya, ia tak pernah lupa meluangkan waktu untuk seseorang yang dikasihinya. Yaaah, meski waktunya tak banyak.
Hujan mengingatkanku tentangmu. Yaiyalah. Siapa lagi. Sudah pasti. Hahaha!
Kamu yang mengaku rain slasher, yang sering membawaku menerjang hujan, yang mirip hujan, dan yang selalu kutunggu.
Ah, udahlah yah ngomongin hujan ama kamunya. Pagi-pagi kok malah melo.
Anyway, selamat pagi, selamat menikmati hujan Jogja pagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar