Senin, 25 Juni 2012

Dulu, untuk sebuah kenangan.

Semalam adalah malam yang mengasyikkan. Setelah kecewa karena tidak jadi tanding futsal dan setelah seharian mendekam di kontrakan dan doing nothing. Yes! lazy Sunday. Acara semalam membuatku kembali ke beberapa tahun silam. Ketika aku mulai tumbuh sebagai gadis remaja yang gemar musik dan mengidolakan beberapa group band. 

Semalam, sembari menunggu menu utama acara (entah acara apa, pokoknya seneng2, makan2, minum2, eh, :p), anak2 Sande (komunitas musik kampusku) mulai memainkan beberapa lagu hits akhir 90an dan awal 00an. Yang paling berkesan dan mengena di hati adalah lagu2 Padi di album Lain Dunia dan beberapa lagu Dewa di album Bintang Lima. Aku yang dulu merupakan salah satu fans berat dua group band tersebut, tak henti-hentinya ikut bernyanyi. Sambil bernostalgia. Mengenang bagaimana dua album ini kemudian menjadi begitu berkesan di hati dan sanubari. Halah.

Dulu, kira-kira sewaktu aku masih SMP, mungkin juga tahun akhir di SD, aku dan kakakku mulai update terhadap perkembangan musik dalam maupun luar negeri. Tapi sebenarnya aku lebih kuper. :D Seperti biasa aku hanya update musik-musik dan lagu2 yang kusuka, selebihnya, bodo amat. Kami mulai suka beli kaset-kaset album band kesayangan. Zaman dulu belum musim CD kawan, apalagi mp3. Yang seumuran dan tua-an pasti tahu persis. hihihi. Dan dua album yang begitu berkesan di masa itu buatku adalah yang tadi sudah aku sebutkan, "Lain Dunia"nya Padi sama "Bintang Lima" Dewa. 

Tidak ada yang begitu menarik dari kenangan itu sebenarnya. Hanya saja, sekarang, setelah waktu berlalu begitu cepat, kudapati lagi lagu2 di dua album itu begitu berkesan, bisa dibilang dalem banget. Ah, aku memang berlebihan. 

Okeoke, kuceritakan kenanganku pada dua album legendaris itu. 

Jadi, dulu, Hahaha, aku suka sekali kata "dulu", apalagi kalau kamu yang ngucapin. Halah. Jadi dulu (lagi!), aku begitu suka menghabiskan siang, kadang sore, atau malam, atau pagi ketika libur sekolah hanya untuk mendengar lagu2 dari dua album itu. Tentu saja ketika kakakku sedang tidak ada. Kenapa? Karena semua perabot musik, ya maksudnya tape, sound, kaset, gitar, dll, ada di kamar kakakku. Jadi aku suka menghabiskan beberapa jam di kamar kakakku di depan tape dan perangkatnya hanya mendengar lagu-lagu dari dua album itu. Sambil menghafalkan liriknya, sambil nyanyi-nyanyi, teriak-teriak, kadang sambil muter kaset pake bolpoin kalau pita kasetnya ngadat dan keluar- keluar. Aiiih, betapa rindu pada masa itu. 

Sekarang, dengan otomatis, setiap mendengar lagu-lagu di album tersebut, hanya memori tentang kamar kakakku yang lembap dan gelap, kaset-kaset yang berserakan, melodi yang mengagumkan, lirik yang melankolis abis yang ada di benakku dan beberapa kenangan di rumah lama. Rindu dan teramat rindu. Jangan tanya berapa umurku waktu itu. Jangan tanya lagu apa yang paling aku suka. Jangan tanya sudahkah aku punya pacar waktu itu. Hahaha.

Aku teramat suka mengenang. Aku teramat suka menjelajah kenangan. Dan sebisa mungkin, kuabadikan. Entah lewat tulisan, entah lewat gambar.

Untuk tawa yang lepas, untuk tubuh yang ringan, untuk aroma sengak ciu, untuk lagu2 penuh kenangan, untuk anekdote di atas motor, untuk malam dingin yang menusuk tulang, dan untuk semalam, kutulis sedikit kenangan ini.       

Semoga kita masih bisa mengenang, atau setidaknya berbagi kenangan.
Jadi, kapan lagi kita-- setidaknya-- bisa berbagi kenangan? :)


2 komentar:

Nemo mengatakan...

Jika bisa, aku ingin memasukkan foto ibu jariku ke komen ini... L-I-K-E

Yovi Amanda Sudjarwo mengatakan...

makasi nemo :)