Rabu, 19 Januari 2011

Adisucipto, 14 Januari 2011 (*ati2 lho muntah2)


Sebenarnya cuman lima hari kawan. Tapi entah mengapa, lima hari itu terasa lama banget. Mungkin karena aku hanya sendiri. Biasanya kalau lagi jauhan sama pacar, akunya bareng keluarga. Jadi tidak berasa kesepian banget. Aiihh, manjaa.. Padahal beberapa hari juga ditemenin uniph dan temen2 yang lain. hehehe

Dari tanggal 10, si bebbil ke Jakarta, ada urusan tentang cv gitu. Mau bikin proyek bareng temen-temennya. Dan baru pulang tanggal 14. Dan tahukah kawan? Itu lima hari tergalau sedunia. Teman-temanku menjadi saksinya. Temanku kuminta menginap di kontrakan. Sita, uniph, kadang lusi. Trus kami, juga bersama dengan teman2ku yang lain sering hanging out bareng. Lumayan deh, gak kesepian. Soalnya biasanya, hampir setiap hari aku ketemu si bebbil. Dan mendadak lima hari dia tidak ada. Huhuu, dunia berasa sepi, gersang. Aiih... kapan aku sembuh dari penyakit berlebihan ini ya Tuhan? ;D

Dan hari kamisnya, si bebbil ngeBM dan berkata mau pulang hari Jumat tanggal 14, aku seperti kejatuhan sepeda fixie, gitar akustik eletrik, ama sepatu sneakers berbarengan. Kaget, seneng, deg-degkan. Dan kamis itu menjadi kamis yang tak sabaran. Tak sabar menunggu hari jumat. Tak sabar menunggu jam tiga sore. Tak sabar ke bandara menjemputnya. Aiiihh, cinta-cintaan lagi, kangen-kangenaann lagiii.. sebodo amat! Aku memang lagi jatuh cinta!

Ketika Jumat tiba, aku masih tak sabaran. Berusaha menyibukkan diri, agar mendadak  sudah jam tiga aja. Lalu jam setengah dua aku sudah cantik, sudah wangi, sudah siap menjemput si bebbil tersayang. Ooohh, muntah2 deh lo.. Tapi ternyata kata teman kontrakanku, bandara itu deket, cuman butuh 20 menit perjalanan kalau lewat ringroad. Oh my gosh, trus ngapain ini aku sudah siap dari setengah dua??  Soalnya, seingatku dan setahuku, si aa’ Adisucipto ini lumayan jauh juga.

Akhirnya jam dua kurang aku berangkat ke bandara Adisucipto Yogyakarta. Untuk menjemput beliau. Hehehe. Sampai di bandara jam setengah tiga kurang. Sempet ditanya2 sama bapak2 di sebelahku. Dan aku cuman menjawab singkat. Lagi males banyak bicara. Lagi gundah gulana putra petir soalnya. Sempet mules2 juga. E buset ya?! Orang gelisah dan nervous tuh suka aneh2 reaksinya. Aku gelisah. Ya! Gelisah!. Karena aku gatau si bebbil ini naik pesawat apaan. Setiap ada suara notif ngasi tahu bahwa sebuah pesawat dari Jakarta baru saja mendarat, aku sudah gak karuan. Antara kangen banget, gak sabar, mules, nervous, seneng, komplikasi dan rumit banget dijelaskan pokoknya. Hahaha. Tapi setelah beberapa kali pemberitahuan, dan setelah menunggu sejam-an, si bebbilku ini tak kunjung muncul juga. Sempet ngira orang2 yang bentuh tubuhnya gembul, putih , dan pake kacamata adalah dia. Tapi lagi-lagi bukan. Sial banget deh ah. Uda gak sabar! Aku uda lumutan, sampai pada akhirnya, jreng jreng jreng, pria berkacamata, berpotongan rambut cepak rapi sedikit ngebros, bertubuh subur, berkuliat terang, berkemeja biru garis2 muncul dengan ransel hitamnya. Itu dia! Pacarku! Suamiku! Akhirnyaa….

Aku memang sengaja tidak berdiri di depan pintu kedatangan. Pertama, karena aku tidak tahu si bebbil ini naik pesawat apa. Iya kalau dia naik pesawat yang mendarat awal2, kalau gak kan aku capek juga berdiri di situ terus. Kedua, karena terlalu banyak orang yang menjemput berdiri di situ, jadi sumpek. Ketiga, iseng aja sih, pengen bikin si bebeb bingung nyari-nyari aku. Dih sok asik beud deh ah.

Dan bener saja! Si bebbil, setelah keluar dari pintu bagian kedatangan, rada bingung nyari2 aku. Lalu aku segera menghampirinya dari tempat aku duduk. Seperti biasa, aku suka kagok ketemu pacar yang sudah lama gak ketemu. Mau langsung meluk, malu, mau nyium malu juga. Padahal sebenernya uda nafsu banget tuh pengen meluk tubuh suburnya. Pengen ngremes-ngremes. Lho?! Hahaha. Kangen je! Yang ada, aku hanya mencubit perutnya dan menarik tangannya. Kugenggam erat, dan kugandeng. Sekejap dia lalu melingkarkan tangannya ke pinggangku, menarik tubuhku ke tubuhnya, dan mencium pipiku dengan gemas. Masya Allah…. Bahagia, malu, kangen, grogi ngemix jadi satu gak pake susu.

Trus kami jalan sambil gandengan kenceng gitu. Sambil becanda2 najis, gombal, gitu deh. Tahu sendiri kalau orang lagi dimabuk cinta gimana. Lalu si bebbil menyuruhku untuk berhenti sejenak. Ternyata ada tiga teman yang dia tinggal di belakang. Lalu kami berhenti. Di depan semacam tempat makan donat. Aku mulai memandang bebbil, bilang kalau hampir mati merindukannya, lalu gak peduli kanan kiri, aku langsung melingkarkan tanganku ke lehernya, memeluknya, dan mulai menciumnya. Aku lupa persisnya, kalau gak mencium pipi ya lehernya, atau mungkin dua2nya. Ihh, mau tahu banget sih kalian! Hehehe. Dia juga memelukku kencang. Subahanallah… Sekejap setelah adegan romanse gemana getonya berakhir, aku berasa orang-orang di sekitar, melihat ke arah kami. Hahahaha. Luweh Pak, Bu, Mas, Mbak, pacar guwe baru balik inih! Kangen tauk.

Dan semenjak itu kawan, hidupku kini penuh dengan kata rindu atau kangen. Tak jauh-jauh pokoknya. Rasanya aku mau bilang ke semua orang kalau aku sedang begitu dimabuk cinta. Aku sedang kasmaran. Aku sedang dipenuhi rindu. Tak pernah sedetik pun hilang. Bahkan ketika dia ada bersamaku, si rindu dan kangen ini masih aja ngintilin kami terus. Gila yah? Uda ketemu dan lagi ketemu kok yo masih kangen. Jyan! Nyebahi. Hahahahah!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

mwahahahah ... galau bulan bisa ngomong ni ceritanya? seru amat script sinetronnya, mbikin orang jadi gimanse ginse.

Yovi Amanda Sudjarwo mengatakan...

bebbil: emang gimanse coba?